PETAKA
ohai, pujangga ...
aksara dah begitu enggan mencumbu hati
a ke z liar menari serampang, di mata
serupa gadis ranum siap dipinang
lalu, mestikah kurangkai sebuah
puisi?
saat ini, kepala dada sedang berduka
meratapi kematian anak semadi
: goresan mangsi
syair yang mawar, hambar sahaja
sampai ke hatimu sebagai sampah kata
penuhi ruang mata dan beku tiada makna
ohai, inilah petaka ...
labirin ini bermula di titik sunyi
sedangkan aku beternak galau
lahirkan ceracau
: gila
Bengkulu, 19 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar