ZIARAH
kusambangi
jejakmu di catatan usang; kelawasan yang begitu sempurna melumuti
benak. iblis membisik kehendak hingga langkahku gesa. hirup lembap
ketiakmu yang rimba, sembap meraja pula: aku pana di kenyataan telah
tertawan kenangan.
engkau tak pernah sebenar pergi, tak pula
sebenar mukim. hanya persinggahan yang mengabadi sebagai luka. meski purba, amisnya tetap segar di udara. entah sampai kapan kenangan
ini berkeledai lambanpasti di kepala. entahlah. mungkin saja kekal,
sebab kurawat dengan kunjungan napas.
Bengkulu, 19 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar