Senin, 20 Agustus 2012

PETAKA

ohai, pujangga ...

aksara dah begitu enggan mencumbu hati
a ke z liar menari serampang, di mata
serupa gadis ranum siap dipinang
lalu, mestikah kurangkai sebuah
puisi?

saat ini, kepala dada sedang berduka
meratapi kematian anak semadi
: goresan mangsi

syair yang mawar, hambar sahaja
sampai ke hatimu sebagai sampah kata
penuhi ruang mata dan beku tiada makna

ohai, inilah petaka ...

labirin ini bermula di titik sunyi
sedangkan aku beternak galau
lahirkan ceracau
: gila

Bengkulu, 19 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar