Sabtu, 27 Oktober 2012

SELALU SEPERTI KATAMU

SELALU SEPERTI KATAMU
secarik surat untuk bulek Ann yang penyair

senin yang genit, selamat malam

tak hanya salik menenteng lapar dan dahaga hari ini, aku menambahkan penat padanya ... dan sedikit kebohongan. lagi, selalu seperti katamu. waktu mengalir lancar diulang oleh serapah zaman, persis seperti kamis. sebenarnya tiap hari, tapi tak kuakui, sebab napasku hanya pada dua hari itu dan sunyi secukupnya. kau membaca dengan teliti, bahkan saat kutahan-tahan hidung yang memanjang. terbaca jua dan kau meruncing bibir

lalu, demi apa? toh, senin masih saja genit. tanganku letih mencolek sana-sini di pinggulnya, meski kutahu kami tak muhrim. kuhirup terus keharaman yang pasti oleh agamamu itu. bahkan bercinta dengan senin, serupa dengan kamis dan hari-hari lain yang tak kuakui. lagi, selalu seperti katamu. menghilir ke entah dan cukup pasrah pada zaman penuh serapah. sekali ini, jujur, aku tak tahu lagi mesti bagaimana

kau satu-satunya penyair yang mengaku amatir, aku tak paham. tak sadar punya kenalan demikian. barangkali kau sedang menunggu sertifikasi biar bisa pro, begitukah?

o, Ann ... tak usah kaurisaukan seninku. hidungku akan tetap memanjang selagi waktu masih menuju muara yang itu. akukamu tak akan pernah berhenti mengurusi puisi, yakinlah! meski sadar tak pernah mampu. amatirlah sendiri saja, aku tetap tak berkelas. tetap lapar dan dahaga di hari senin juga kamis juga hari-hari lain yang tak kuakui

selalu seperti katamu, tak bisa kutahan hidungku yang memanjang

22 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar