MENATING DUKA
sang lantang menerjang kusam malam
tersungkur telentang hingga pagi menjelang
pada ranting angin disangkutkannya peri musim
segala resah tiada terumbar, hanya pendar nyalang mata
sebagai suar kelekatu akan cahaya
harapan adalah setumpuk kemungkinan yang tersuruk ...
sang lantang menayang jiwa raga segagah panglima berkuda
sedang duka dihimpun rapi serupa pengantin punya rahasia
namun kala puisi menyeret ujung jubah
sang lantang berkubang isak
pada serangkai kata tentang cinta
yang entah kapan 'kan sampai
Bengkulu, 24 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar