BILIK REMUK
tak ada rumah dalam istirah senjaku. tiap halaman menyerak bara
sebelum salam. maka kubangun sebuah bilik sederhana. kaca bening
sebagai kanvas napas. bertiang enam kurus-kurus. lalu kuberdiam
bersama seonggok puntung
selama peminuman bergelas candu hitam.
cinta, caci maki, rindu, racun
ludah, ruah menghentak dinding.
fakirlah alamat malam.
jika saja badai hampir, hanya tiang yang 'kan tersisa. sedang aku
hanya sanggup meratap di sudut berlumut.
Bengkulu, 1 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar