MELUKIS PAGI
Jika masih kausungkup
matari dengan selubung senyum hambar, manatah mungkin kering lembab
pelupuk. Akan tumbuh jamur tipis serupa sutra kembang. Lalu menghitam
selingkaran dan semakin malam rona parasmu. Nian.
Andai tetap
kaugantung pendulum berkilo-kilo di segaris bibir pagi, manatah mungkin
terkecup lengkung pelangi. Akan meriak keriput halus serupa labirin
semut. Lalu menegas ber...lapis-lapis dan semakin malam rona parasmu.
Nian.
Mana pernah tersangkakan, ini matari terakhir yang genit
menyapa hari baru. Pagi terakhir dengan hangat pelukan pagi. Nian.
Kemarin adalah prasasti, sebagai sejarah yang menugu di jejak diri.
Bukan di wajah pucat pasi.
Bengkulu, 17 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar