MENULIS KECOAK
aku teringat bang
saut mengajar puisi
tulis, katanya, tulis!
maka saat ada kecoak bunting lewat, kutulis
beberapa tanya di tubuh
dan sayap dan kakikakinya
tentang siapa bapak dari kebusukan yang
sedang dikandung
di got mana ia bercinta
sisa nafsu siapa yang
dimakan
terus saja kutulis kecoak bunting
dengan setumpuk
tanya
tentang akan dibawa kemana kebusukan yang tinggal nunggu
hari meletus
tentang apakah ia pernah hinggap di sajadah masjid
lalu memindahkan kebusukan di kaki ke kening
jamaah
kecoak
bunting berlalu, aku masih menulis
menulis
kebusukan tak ada
tamatnya
Bengkulu, 22 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar