SELEPAS DASAWARSA
gerobak sarat hasrat
melindas lapuk kelopak hati
di remang sore menggamit angin rebah
lemah
merebah panji-panji luhur peninggalan leluhur
kanak-kanak telah terhukum oleh bibir nista orang-orangan sawah
sementara pipit dan belut berebut sekerat lahan sekarat
huma tiris
atap, meratap di rindang rumpun bambu
emak sedang khusyuk
menyulam isak di cabik kelambu usang
saat bapak meradang di simpang
tiga, menghunus parang
membeli luka
o, roda hasrat ...
apakah henti hanya bersebab ganjal tubuh-tubuh belia?
compang-camping disandang ke perhelatan tetangga
adalah sosok yang
menyelipkan getir senyum di amplop putih tanpa alamat
pesta demi
pesta menyajikan air garam semata
hingga tiada akan lesap dahaga
berkepanjangan
aku gila di tengah malam buta
tatkala warga
melelapkan kewarasan mereka,
kutertawai bara yang menyimpan tanya:
siapa tuan rumah empunya hajat?
gerobak sarat hasrat lewat di
tikungan,
angin sepoi menyeret kantuk hinggap di pelupuk
mari
kita hadiahi merdunya ninabobo untuk kemalasan ini
Bengkulu,
Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar