Aku tak ingin, sungguh sebenar tak ingin
meninggalkanmu
bersendiri di bilik gigil
menggapai cahaya yang berpijar benderang
di
sebalik jendela berkaca tipis
Aku sebenar ingin, sungguh
mengajakmu
serta dalam lawatan panjang ini
menyeret langkah ke arah terang
yang sama
di luar sana, meski bekal tak pada
Namun ini
riwayat tak sebatas inginku atau tidak
buku-buku menuntun serupa
rambu samar
terhalang kabut ambigu atau segumpal lemak dalam
tengkorak
aku masih ragu menyertakanmu
Cahaya itu begitu
pendar, benarkah itu tuju?
atau sekadar suar agar kesesatan tak
mendera
atau suluh pelawat terdahulu yang tertancap sembarang
atau
seberkas entah?
Bengkulu, 19 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar