Selasa, 29 Mei 2012

ADALAH KITA

Adalah kita,
yang mendayung sampan kehidupan lalu pusing di telaga waktu
yang menatap kelip bintang lalu melukis khayalan dewa-dewa.
Kita sesat di telaga tak ada cahaya,
sementara
bintang senyum-senyum penuh makna.

Adalah kita,
yang lupa singgahi tetua desa
tempat lesatkan segala tanya demi sebingkis jawaban
dan kita telah pula terlupa menghanyutkan doa-doa papa,
bukankah bintang telah lama menghadiahi senyuman?

Adalah kita,
sebuah ketiadaan walau penuh letupan api,
tempat mimpi menyetubuhi logika
untuk kemudian anaknya menikam dada.


Bengkulu, 8 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar