Selasa, 29 Mei 2012

SELEPAS DASAWARSA

gerobak sarat hasrat melindas lapuk kelopak hati
di remang sore menggamit angin rebah lemah
merebah panji-panji luhur peninggalan leluhur
kanak-kanak telah terhukum oleh bibir nista orang-orangan sawah
sementara pipit dan belut berebut sekerat lahan sekarat
huma tiris atap, meratap di rindang rumpun bambu

emak sedang khusyuk menyulam isak di cabik kelambu usang
saat bapak meradang di simpang tiga, menghunus parang
membeli luka

o, roda hasrat ...
apakah henti hanya bersebab ganjal tubuh-tubuh belia?
compang-camping disandang ke perhelatan tetangga
adalah sosok yang menyelipkan getir senyum di amplop putih tanpa alamat
pesta demi pesta menyajikan air garam semata
hingga tiada akan lesap dahaga berkepanjangan

aku gila di tengah malam buta
tatkala warga melelapkan kewarasan mereka,
kutertawai bara yang menyimpan tanya:
siapa tuan rumah empunya hajat?

gerobak sarat hasrat lewat di tikungan,
angin sepoi menyeret kantuk hinggap di pelupuk
mari kita hadiahi merdunya ninabobo untuk kemalasan ini


Bengkulu, Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar