Selasa, 29 Mei 2012

MENULIS KECOAK

aku teringat bang saut mengajar puisi
tulis, katanya, tulis!

maka saat ada kecoak bunting lewat, kutulis
beberapa tanya di tubuh dan sayap dan kakikakinya
tentang siapa bapak dari kebusukan yang sedang dikandung
di got mana ia bercinta
sisa nafsu siapa yang dimakan

terus saja kutulis kecoak bunting
dengan setumpuk tanya
tentang akan dibawa kemana kebusukan yang tinggal nunggu
hari meletus
tentang apakah ia pernah hinggap di sajadah masjid
lalu memindahkan kebusukan di kaki ke kening
jamaah

kecoak bunting berlalu, aku masih menulis
menulis
kebusukan tak ada tamatnya


Bengkulu, 22 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar