Kamis, 28 Juni 2012

SAJAK SEKARAT

berjalan di atas bara adalah upacara dukaku bagi cinta
sementara helai angin masih membaca selarik puisi suci: 
"o, langit, terimalah penghambaanku"

puah! 
tentang cinta, angin tahu apa? 
akulah kembara yang bertongkat sepi
menyeret rerupa rayu, lalu menunggu ada yang datang bersimpuh, takluk

namun, tidak untuk kali ini
aku berjalan di atas bara sebagai sebentuk upacara duka bagi cinta
saat kata-kata mengambang di beranda, 
yang bersulang girang hanyalah dusta
lampu dan cahaya berebut tempat 
dan kelam jua yang jadi pemenang 
hatiku hatimu perlahan menghitam

ohai, kekasih tercinta ...
kuwariskan padamu sekerat roti isi nanah, telanlah!
sebelum detak sebenar henti


Bangkahulu, 26 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar