Selasa, 05 Juni 2012

Puisi Dedikasi


LABIRIN
: Widya Arthenia

bli, labirin ini terasa begitu memusingkan
sajakku sesat terbentur-bentur
'kau berdiri serupa rambu bisu
padahal kuingin sesat bersamamu

5 Juni 2012

*) didedikasikan untuk mengingat hari kelahiran penyair Bali Widya Arthenia
RAHIM RINDU MELAHIRKAN DUA PUISI
: Eska Wahyuni

#1
Menghidu Jejak

tersangkut di cabang sengkarut
kaupuisikan waktu bagiku
mengenang perjalanan yang tak singkat
belum pula panjang
kususuri semak kata
mencari pelukmu

#2
Puisiku Berlabuh

samudra menyajikan hidangan badai di tiap pelayaran
sedang bidukku tiris, puan
terombang-ambing mencari suar
arah dermaga tertutup kabut tebal:
seharusnya puisiku berlabuh
di ujung jemarimu

Bengkulu, 5 Juni 2012

*) didedikasikan untuk mengingat hari kelahiran penyair Yogyakarta Eska Wahyuni
SENJA DI BATANGHARI
: Dimas Arika Mihardja dan Yessika Susastra

sunset terlihat begitu indah saat senja di tanggo rajo
pedagang asongan serupa pinutur nan menghibur
dan kusapa sepasang kekasih: hendak ke mana?
"menghampir tiang seribu," gegas mereka
membalas sapa

nun, entah pipit entah gereja berbaris di pelangi segaris ...

batanghari tak lelah menampung ruah sampah
deras arusnya sajak perjalanan, tempat luka berdenyut
dan racun hanyut sampai ujung tanjung jabung
berubah wujud merupa aksara nan sujud

senja di tanggo rajo, kunang-kunang memendam malu
kilau sepasang kekasih menerang remang
batanghari bersaksi: hulu ditentang, hanyut jua ke hilir
bersama sajak-sajak rindu

Bengkulu, 5 Juni 2012

*) didedikasikan untuk kawin perak DAM & Yess (sepasang kekasih puisi dari Jambi)

 
LENGANG

: Izzuddin Abdurrahim

garis saling silang melintang sesaki ruang
berharap belaianmu 'kan membentuk sebingkai rupa
bersama detak jam dinding nan lantang bersipongang

benang kusut masih jua tak bertemu ujung
sedang riuh bibir-bibir berebut sajikan telunjuk
dalam ruangan gaduh aku pun mabuk angin

pesta tak berjudul menambah sengkarut
bilik tapa telah penuh garis dan benang tak keruan
tetabuhan gendang bak ribut tangis bocah

"di mana segumpal darah itu tercecer?"

aku mengkerut di sudut biasa: gigil menunggumu

Bengkulu, 07 Juni 2012

* bingkisan sederhana di hari kelahiran penyair Izzuddin Abdurrahim



Tidak ada komentar:

Posting Komentar